Breaking

Kenali Bahaya Darah Rendah Pada Ibu Hamil dan Calon Bayi - Penyebab dan Cara Mengatasinya


Pada masa Kehamilan ini, seorang calon ibu di haruskan pada kondisi yang sehat. Baik secara jasmani maupun rohani. Keadaan sehat adalah prioritas utama. Salah satunya adalah menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Dalam realita kenyataan yang ada, banyak terjadi kasus wanita hamil mengalami tekanan darah rendah.
Masa kehamilan merupakan fase yang rentan bagi perempuan mengalami gejala darah rendah. Bahasa medis dari gejala darah rendah ini yakni hipotensi dimana pada umumnya sebagian besar orang lebih rentan mengalaminya terutama ibu hamil. Perlu kita ketahui bahwa hipotensi atau darah rendah yang terjadi pada ibu hamil berpotensi membahayakan sebagaimana gejala darah tinggi yang terjadi selama masa kehamilan. Apabila gejala awal dari hipotensi atau darah rendah ini tidak segera ditangani maka akan beresiko terhadap janin yang meninggal dalam kandungan.

Darah rendah merupakan suatu bentuk gejala bahwa tekanan darah yang ada di dalam tubuh anda berada pada tekanan bawah. Ini di sebabkan karena sistol dan diastol, atau biasa di sebut dengan aliran darah yang mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dan aliran darah yang berada di seluruh tubuh lalu kembali ke jantung mengalami pergerakan yang lambat. Selain anda mengenal nama dan istilah hipertensi atau biasa yang di kenal sebagai tekanan darah tinggi, ada pula yang di namakan dengan tekanan darah rendah. Jika tekanan darah tinggi mampu memicu terjadinya penyakit, maka bukan berarti tekanan darah rendah ini baik. Ke duanya sama, tidak ada yang lebih baik dan yang lebih buruk. Baik tekanan darah tinggi maupun tekanan darah rendah, semuanya tidak baik bagi tubuh. Apalagi kondisi tubuh sedang berada dalam masa kehamilan.

Pada umumnya, mayoritas perempuan akan rentan mengalami hipotensi selama masa kehamilan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan kardiovaskular pada organ tubuh wanita yang sedang mengandung. Ketika sistem kardiovaskular mengalami perubahan tersebut maka nantinya ibu hamil juga akan mengalami perubahan pada kinerja organ tubuh lainnya. Selama masa proses kehamilan, seorang wanita biasanya akan mempunyai detak jantung yang lebih cepat dari biasanya serta jumlah darah di dalam tubuh juga akan mengalami peningkatan.
Hal ini akan menyebabkan tingkat tekanan darah di dalam tubuh juga mengalami perbedaan.

Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

Selama masa kehamilan, sebaiknya ibu hamil harus bisa menjaga pola hidup sehat supaya terhindar dari gejala darah rendah. Perlu kita ketahui bahwa darah rendah dan kurang darah adalah dua gangguan kesehatan yang berbeda meskipun mempunyai kemiripan dalam hal gejala yang di rasakan oleh penderita. Yang perlu kita tekankan bahwa anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi dimana pasokan sel darah merah (hemoglobin) didalam tubuh mengalami kekurangan.

Sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa hemoglobin atau sel darah merah ini berfungsi dalam membawa dan menyebarkan pasokan nutrisi dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Ibu hamil yang mengalami gejala kurang darah sebaiknya mengkonsumsi makanan berupa sayuran dan buah-buahan yang dapat meningkatkan hemoglobin didalam tubuh. Selain itu, ibu hamil juga harus menambah jam untuk beristirahat supaya terhindar dari rasa letih yang berlebihan selama masa kehamilan.

Gejala gangguan kesehatan yang kita kenal dengan istilah hipotensi atau darah rendah adalah gejala dimana tekanan darah seseorang mengalami penurunan drastis. Tekanan darah yang terlalu rendah dapat berdampak buruk bagi ibu hamil. Hal ini karena darah rendah dapat menyebabkan kurangnya pasokan darah menuju otak. Tentunya hal ini sangat beresiko terhadap keselamatan jiwa ibu hamil. Apabila tekanan darah ibu hamil rendah maka gejala yang biasanya dialami berupa pusing, lemas, mual, muntah, keringat dingin, dada sesak, detak jantung berdebar lebih kencang dan demam. Pada umumnya, tekanan darah normal berada pada kisaran 120/80 mmhg. Untuk itu, selama masa kehamilan sebaiknya anda juga rajin mengecek kadar darah secara rutin guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Penyebab Darah Rendah

Ibu hamil yang mengalami hipotensi atau darah rendah biasanya mengalami gejala seperti rasa pusing, depresi, lemas, mual hingga muntah. Pada umumnya penyebab dari hipotensi pada ibu hamil yakni karena terlepasnya beberapa hormon tertentu yang menyebabkan pembuluh darah melebar. Selain itu, sistem sirkulasi darah juga mengalami pelebaran selama masa kehamilan. Penyebab lain terjadinya hipotensi atau darah rendah pada ibu hamil yakni karena kurangnya asupan mineral yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan timbulnya gejala dehidrasi. 

Penyebab Ibu Hamil Terkena Darah Rendah

1. Adanya Pembesaran Rahim pada Ibu Hamil

Ibu hamil tentunya akan mengalami pembesaran rahim setelah usia kandungannya mencapai batas tertentu. Dilihat dari segi fisik, perut ibu hamil akan semakin membesar ketika usia kandungan semakin tua. Salah satu penyebab dari hipotensi atau darah rendah yang terjadi pada ibu hamil yakni karena adanya tekanan sehingga pembuluh darah juga mengalami pembesaran. Hal ini tentunya akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada tekanan darah ibu hamil. Terlebih bagi ibu hamil yang mempunyai posisi tidur terlentang.

2. Aliran Darah Menuju Otak Terbatas

Posisi tidur pada saat hamil dapat menimbulkan dampak tersendiri bagi ibu hamil. Hal ini karena aliran darah yang akan terkumpul pada bagian tertentu saja sehingga otak tidak ter-supply darah secara penuh. Wanita hamil berpotensi mengalami hipotensi postural apabila terjadi pengumpulan darah pada bagian kaki sehingga menyebabkan darah yang seharusnya mengalir ke otak menjadi terbatasi. Kondisi ini dapat terjadi pada ibu hamil ketika beranjak dari duduknya.

Selain itu,  posisi ketika ibu hamil beranjak ketika berbaring lama juga berpotensi menyebabkan pengumpulan darah pada bagian tubuh tertentu. Pada umumnya, gejala awal yang dirasakan oleh ibu hamil ketika aliran darah menuju otak terbatasi yakni rasa pusing serta kepala terasa berat. Kondisi lain dapat menyebabkan gejala hipotensi atau darah rendah pada ibu hamil yakni karena anemia atau kurang darah serta rendahnya kadar gula darah didalam tubuh.

3. Kondisi Cuaca dan Udara

Hipotensi atau darah rendah dapat juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan udara serta jenis kegiatan yang sedang dilakukan. Pada dasarnya, ibu hamil bisa mempunyai tekanan darah yang berubah-ubah sepanjang hari tergantung dengan jenis aktivitas yang dilakukannya. Untuk itu sangat disarankan bagi hamil supaya tidak melakukan aktivitas berat selama masa kehamilan. Terutama ketika usia kehamilan masih terbilang muda. Hal ini karena tekanan darah dan kondisi janin belum stabil. Ketika ibu hamil berada pada kondisi cuaca yang panas maka sangat berpotensi menyebabkan terjadinya hipotensi.

Kondisi lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah pada ibu hamil yakni faktor siang dan malam. Ketika siang hari, tekanan darah cenderung mengalami penurunan dibandingkan jumlah darah dimalam hari. Pada umumnya, ibu hamil akan mengkonsumsi makanan atau minuman pada siang hari. Hal ini disebabkan karena banyaknya darah yang mengalir pada saluran pencernaan ketika organ tubuh mencerna dan menyerap makanan. Namun tekanan darah yang meningkat pada siang hari juga berpotensi mengalami penurunan dimalam hari atau sebaliknya tergantung kondisi tubuh seseorang.

4. Terjadinya Dehidrasi

Selama masa kehamilan, tentunya konsumsi air putih harus ditingkatkan. Hal ini guna memasok kebutuhan tubuh akan mineral sehingga ibu hamil tidak mengalami gejala dehidrasi akibat kurang minum air putih. Pada umumnya, batas minimal konsumsi air putih dalam sehari yakni 7 – 8 gelas. Namun bagi ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi air putih diatas batas minimal dalam sehari. Keseimbangan kadar air dan mineral didalam tubuh juga berperan besar dalam menentukan kesehatan ibu hamil.

5. Tekanan Darah Menurun

Pada umumnya ibu hamil akan merasakan pusing dan lemas ketika menginjak trimester awal masa kehamilan. Kondisi ini sebenarnya merupakan tanda alami tubuh yang menunjukan bahwa tensi ibu hamil mengalami penurunan. Ketika usia kehamilan menginjak pada trimester 2, mayoritas ibu hamil akan mengalami fase perubahan hormon dan sirkulasi darah. Tentunya perubahan tersebut akan menyebabkan tekanan darah juga mengalami penurunan. Kondisi dimana volume darah pada sirkulasi yang menyebabkan pembuluh darah mengalami pelebaran inilah yang memicu tekanan darah menurun.

Terjadinya penyebab ibu hamil darah rendah, memang gejala umum  yang tidak bisa dihindari sepenuhnya. Namun untuk mengurangi gejala hipotensi, ibu hamil bisa mengkonsumsi sayuran dan buah buahan yang bisa meningkatkan kadar darah didalam tubuh. Hipotensi pada masa kehamilan ini juga dapat berlangsung hingga pasca persalinan nantinya tergantung kondisi tubuh sang ibu. Gejala ringan seperti pusing, mual, dan keringat dingin tidak dapat diatasi sepenuhnya. Selain itu, ibu hamil akan mengalami rasa pusing yang berlebih ketika melakukan pergantian posisi tubuh.

Mengapa Hipotensi bisa terjadi?

Hipotensi bisa mengenai siapa saja, termasuk ibu hamil. Pada kondisi ini, tekanan darah yang harusnya berada pada kondisi normal, nyatanya berada di bawah batas kenormalan. Tentu saja keadaan ini tidak baik bagi kondisi ibu dan calon anaknya. Beberapa efek yang mungkin terjadi pada ibu hamil tersebut adalah rasa pusing dan sakit kepala, lemas, lesu, lunglai, kepala terasa berkeliling dan berputar-putar.

Tak jarang mereka yang sedang mengerjakan aktivitas yang sama terlalu lama akan  membuat kepala pening dan muncul keringat dingin. Secara spontan, mereka harus menghentikan aktivitasnya demi menenangkan kepalanya. Yang parah adalah jika sampai mengalami pingsan. Memang tidak semua wanita hamil mengalami tekanan darah rendah. Tapi kebanyakan mereka yang mengalami masalah ini memiliki kondisi tubuh yang tidak terlalu baik. Misalnya karena keadaan hormon kehamilannya yang tidak sesuai dengan batas kadar.
 
            Baca Juga Penyebab dan Gejala Preeklamsia dan cara mengatasinya

Bagaimana Cara Mengatasi Darah Rendah pada Ibu Hamil

Masa kehamilan merupakan waktu yang rentan bagi seorang wanita untuk mengalami hipotensi atau darah rendah.
Bahkan secara tidak langsung dikatakan bahwa kehamilan adalah salah satu faktor yang menyebabkan wanita mengalami darah rendah.perlu anda ketahui bahwa gejala darah rendah seharusnya ditangani sesuai dengan jenis dan penyebabnya. Namun bagi ibu hamil yang mengalami gejala darah rendah sebaiknya tidak langsung mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. Hal ini akan berdampak buruk bahkan membahayakan ibu dan janin yang berada didalam kandungan.

Berikut ini cara mengatasi gejala darah rendah pada ibu hamil :

1.    Tingkatkan Asupan Kacang-Kacangan

Bagi ibu hamil yang mengalami hipotensi sangat disarankan untuk mengkonsumsi kacang-kacangan yang kaya akan kandungan zat yang berfungsi meningkatkan tekanan darah didalam tubuh. Perbanyak asupan makanan berupa kacang-kacangan ketika ibu hamil mulai merasakan adanya gejala hipotensi atau rendah. Pada dasarnya makanan dengan jenis kacang-kacangan yang masuk kedalam sistem pencernaan dapat terproses secara perlahan. Hal ini tentunya dapat meningkatkan tekanan darah. Jenis kacang yang mudah kita temukan yakni kacang panjang, kacang merah dan buncis. Apabila terjadi kebosanan, sebaiknya ibu hamil mengkombinasikan beberapa jenis kacang menjadi suatu makanan olahan yang baru.

2.    Hindari Minuman Keras

Minuman keras adalah sejenis minuman yang mengandung alcohol dalam takaran tertentu yang tidak mematikan ketika dikonsumsi. Namun bagi ibu hamil tentuya sangat tidak disarankan untuk mengkonsumsi minuman yang mengandung alcohol. Hal ini karena selain membuat tubuh kehilangan banyak cairan atau dehidrasi, alcohol ini tentunya akan membuat tubuh mengalami dehidrasi.

Apabila kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera mendapatkan penanganan maka sudah bisa dipastikan ibu hamil tersebut sangat beresiko terkena hipotensi atau darah rendah. Sebaiknya, ibu hamil mengganti minuman beralkohol menggunakan air putih yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

3.    Perbanyak Konsumsi Daging Ayam

Daging ayam pada dasarnya memang mempunyai kandungan protein hewani yang bagus bagi tubuh. Selain itu, tingginya kadar protein hewani ini akan membuat tekanan darah rendah mengalami kenaikan drastis. Protein ini nantinya juga dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun adanya sel-sel yang terdapat didalam pembuluh darah.

Namun perlu kita tajamkan lagi bahwa mengkonsumsi daging ayam disini dimaksudkan pada jenis ayam yang nantinya akan kita konsumsi. Sebaiknya tetap memilih ayam kampung yang tidak menggunakan bahan kimia selama  masa peternakannya.

4.    Perbanyak Asupan Air dan Mineral ke dalam Tubuh

Ibu hamil cenderung membutuhkan asupan air dan mineral yang lebih banyak dibandingkan orang kebanyakan. Dengan mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas dalam sehari tentunya akan mengantisipasi adanya gejala hipotensi atau darah rendah yang disebabkan karena tubuh mengalami dehidrasi.

5.    Atur Pola Makan Sehat

Pola makan bagi ibu hamil adalah salah satu hal yang wajib diperhatikan guna mengantisipasi adanya gejala hipotensi. Apabila pola makan ibu hamil tidak teratur maka dikhawatirkan akan memicu datanganya gejala anemia. Dimana dampak selanjutnya dapat menyebabkan kadar gula darah menurun secara drastic. Apabila kondisi ini dibiarkan saja maka akan memicu adanya gejala hipotensi.


Kapan waktu bahaya saat ibu hamil terserang tekanan darah rendah?

Kondisi tekanan darah rendah memang kerap menjumpai diri anda saat berada dalam kondisi normal. Namun keadaan ini juga bisa menjumpai ibu hamil yang sedang menanti kedatangan generasi penerusnya. Apakah kondisi ini aman bagi mereka? Ataukah berbahaya, baik untuk sang calon ibu dan calon bayi?

Yang paling di khawatirkan saat ibu hamil mengalami masalah tekanan darah rendah adalah ketika mereka tengah menginjak usia kehamilan trimester ke 2 dan ke 3.
Memang pada waktu inilah kebanyakan ibu hamil mengalami kondisi yang terpuruk dan buruk. Salah satu tandanya adalah tekanan darah dalam tubuhnya yang menurun.

Apalagi pada kala itu, bayi yang ada dalam perut tengah berada masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bisa saja kemungkinan terjadi jika ibu hamil tidak menjaga kesehatannya, bisa memperburuk kondisi janin. Kelahiran yang tidak normal seperti prematur adalah salah satunya.

Bahaya darah rendah pada ibu hamil dan calon bayi, seperti berikut ini :

1. Kondisi tubuh ibu hamil menurun

Darah merupakan komponen penting dalam tubuh manusia. Pada kondisi tidak hamil, status tubuh yang mengalami tekanan darah rendah akan sangat mengganggu. Biasanya mereka akan mengeluhkan beberapa kondisi fisik yang menurun. Seperti terasa pening kepala jika terlalu lama duduk, kemudian harus berdiri tiba tiba. Atau berada di bawah terik matahari yang lama. berjalan dalam jarak tempuh yang panjang juga bisa membuat mereka lebih lelah dari biasanya.

2. Resiko mengalami morning sickness

Tekanan darah yang rentan dan membahayakan ketika ia menyerang ibu hamil, di mana masa kehamilannya berada dalam trimester ke dua dan ke tiga. Salah satu kebiasaan buruknya adalah mengalami penyebab morning sickness, yakni merupakan sindrom mual dan muntah yang terjadi saat pagi hari. Semakin banyak yang di keluarkan ibu hamil tiap pagi, maka tekanan darahnya juga semakin buruk dan rendah

3. Mengganggu proses pertumbuhan si janin

Kondisi tekanan darah yang rendah menjadi pertanda kondisi fisik anda. Aliran darah yang berada dari jantung ke seluruh tubuh serta yang dari seluruh tubuh ke jantung mengalami perjalanan lambat.
Padahal kondisi normalnya, darah harus segera di ganti dengan yang baru. Siapakah yang paling membutuhkan darah? Otak. Bukan hanya berpengaruh pada otak ibu, tapi juga pada otak janin yang ada di dalam perut. Padahal masa-masa ini merupakan masa otak janin sedang berkembang dengan pesat. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi, yang ditakutkan adalah janin mengalami kecacatan.

4. Resiko meninggalnya bayi di dalam perut

Selain itu, pada masa trimester ke dua dan ke tiga, janin sedang mengalami masa perkembangan beberapa organ vital dalam tubuhnya. Misalnya adalah perkembangan janin, otak dan jantung. Ketika kondisi ibu yang tidak stabil, seperti tekanan darah rendah bisa sangat berpengaruh pada jantung si janin. Sebab pada masa itu jantung janin tengah mengalami masa pertumbuhan, maka bentuknya juga belum sempurna.

Jika denyut dari ibunya tidak stabil, bisa mengganggu denyut jantung dari bayi. Salah satu kemungkinan terburuknya adalah janin yang meninggal dalam kandungan dalam kandungan.

5. Kondisi emosional yang tidak stabil

Jangan heran jika ibu hamil mudah marah, mudah tersinggung. Mereka mengalami siksaan fisik dan batin. Apalagi jika kondisi tubuhnya sedang dalam tidak stabil, karena tekanan darah rendah misalnya. Ini bisa berpengaruh pada emosionalnya. Mereka bisa saja marah marah dengan meledak-ledak. Bahkan sampai menangis. Ini semua karena kondisi tubuhnya yang tidak stabil, serta pengaruh hormon kehamilan yang terus naik dan turun, mengganggu kondisi moodnya.

Demikianlah penjelasan tentang bahayanya darah rendah pada ibu hamil. Semoga bermanfaat bagi bunda-bunda. Jangan lupa membaca artikel yang lain di blog ini karena semua adalah penanganan dan pengetahuan tentang kehamian.

No comments:

Post a Comment

Adbox