Rasa sakit di bawah perut atau paha atas selangkangan
memang sangat mengganggu dan member rasa kuatir kepada semua calon ibu yang
sedang mengandung. Nyeri masih kerap dirasakan di bagian bawah perut. Nyeri
yang tergolong tidak berbahaya ini disebabkan rahim yang membesar sehingga
mengakibatkan adanya tekanan pada kandung kemih yang berlokasi di bagian bawah
perut.
Waspadai bila nyeri ini sampai menyebabkan infeksi saluran kemih.
Tekanan pada kandung kemih dapat membuat urine berada lebih lama di sana
sehingga mengakibatkan timbulnya infeksi saluran kemih. Keluhan yang timbul
bisa berupa anyang-anyangan, berkemih tidak tuntas (sedikit-sedikit), mengalami
nyeri di perut bagian bawah yang menyebar hingga ke punggung, bahkan terkadang
timbul kontraksi.
Menghindari kebiasaan menahan buang air kecil dan selalu
minum air putih sekurang-kurangnya 10 gelas per hari amat disarankan untuk
mencegah kondisi ini.
Nyeri perut bagian bawah juga bisa dirasakan ketika janin
bergerak. Dengan semakin besar janin, maka gerakan kepala, badan, dan tendangan
kakinya akan semakin kuat. Gerakan janin yang kuat bisa menyebabkan kontraksi
ringan (kontraksi palsu yang tidak menyebabkan persalinan atau sering disebut
kontraksi Braxton-Hicks).
Yang patut diwaspadai adalah kala memasuki bulan-bulan
akhir kehamilan, lantas ada nyeri parah di perut bagian bawah yang tak hilang
meskipun sudah beristirahat. Kemungkinan itu pertanda placental abruption,
yakni lepasnya plasenta dari dinding rahim. Anda juga mungkin mengalami
perdarahan yang membutuhkan bantuan dokter atau bidan secepatnya. Jadi
sederhananya, untuk membedakan nyeri perut yang wajar dengan yang membahayakan
adalah, bila nyeri perut itu tidak hilang setelah beristirahat, maka ada
kemungkinan Anda mengalami komplikasi kehamilan yang butuh penanganan lebih
lanjut.
Nyeri yang patut diwaspadai:
1. Kram seperti saat haid yang berlangsung lama (beberapa
jam).
Nyeri bersifat ritmik, menjalar dari pinggang ke arah bagian atas kemaluan.
Ini bisa jadi tanda-tanda awal keguguran. Umumnya dibarengi dengan perdarahan
berwarna merah muda serta kontraksi yang kuat, teratur, dan terasa sakit.
Segera hubungi dokter atau bidan untuk meminta bantuan.
2. Nyeri dirasakan pada perut bagian atas atau ulu hati.
Nyeri ini biasanya diikuti sakit kepala dan gangguan pandangan mata (mata
kabur). Penyebab umumnya adalah preeklampsia yang ditandai pula dengan naiknya
tekanan darah dan disertai bengkak-bengkak terutama pada kaki serta bocornya
protein dari ginjal.
3. Nyeri yang berasal dari kontraksi rahim sehingga
menyebabkan persalinan kurang bulan. Nyeri atau kram yang menyerang bagian
perut ini menyerupai diare yang melilit, dibarengi nyeri punggung dan kontraksi
pada usia kehamilan 20 minggu sampai 36 minggu. Persalinan kurang bulan sering
diikuti keluarnya darah yang banyak sehingga sering disalahartikan sebagai
perdarahan pra-persalinan akibat plasenta previa (plasenta tumbuh menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir).
4. Ada beberapa nyeri yang terjadi dalam kehamilan,
tetapi tidak berkaitan dengan kondisi kehamilan itu sendiri. Nyeri-nyeri itu
antara lain pecahnya kista karena tekanan yang besar pada rahim atau kasus
peradangan usus buntu.
Ada beberapa penyebab nyeri pada selangkangan dan paha
pada saat kehamilan :
1. Perubahan hormonal
Akibat peningkatan hormon relaxin
dan progesterone selama kehamilan dapat menyebabkan otot dan ligamen pada
daerah pianggul untuk melemas dan teregang guna persiapan kelahiran. Namun otot
dan ligamen-ligamen ini berguna untuk menompang tulang-tulang pada panggul
dimana terkadang dapat menimbulkan nyeri pada selangkangan, paha dan perut
bawah.
2. Perubahan struktur tubuh
Akibat kehamilan, terjadi
perubahan pada bentuk panggul yang dapat menimbulkan nyeri pada selangkangan
dan paha terutama disebabkan oleh pertumbuhan janin dalam perut.
3. Round Ligament pain
Suatu nyeri yang menusuk pada
daerah selangkangan, perut bawah, yang
disebabkabn oleh pertambahan ketebalan serta perengan ligamen pada panggul.
Ditandai dengan nyeri yang timbul bila si ibu berdiri dari duduk, batuk, atau
melakukan aktiftas.
4. SPD (symphis pubis dysfunction)
Terjadi akibat
beberapa hal seperti pertambahan berat badan, pengharuh perubahan hormon, dan
ada beberapa yang menyebutkan pergerakan tubuh. Oleh karena selama kehamilan
terjadi peningkatan jumlah hormon relaxin an progesterone yang berguna untuk
menopang kehamilan, biasanya terjadi pergeseran dari tulang panggunl sebanyak
2- 3mm, namun beberapa keadaan yang disebutkan diatas memicu terjadinya pergeseran
yang berlebihan hingga dapat menimbulkan nyeri yang sangat pada daerah panggul
yang menyebar ke punggung, paha dan timbul kesan bunyi "klik" pada
daerah pubis.
5. Diastasis of Symphisis Pubis (DSP)
Terjadi
pergeseran berlebihan dari tulang pubis hingga mencapai 10 mm atau lebih yang
menyebabkan nyeri pada panggul dan perut bawah.
Beberapa hal yang anda dapat lakukan :
- Perbaiki postur
- Pakailah sepatu yang nyaman, hindari sepatu dengan hak
- jangan berdiri terlalu lama
- Coba naikkan kaki sedikit saat duduk
- Saat tidur, coba tidur dengan miring ke samping
- HIndari mengangkat barang berat
- Coba tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan magnesium dalam diet anda
- Lakukan beberapa tipe olahraga santai untuk mendukung kekuatan tulang panggul anda
- Pada daerah yang nyeri lakukan kompres dengan air panas atau es
Memang pada usia kehamilan besar menjelang persalinan, tubuh
perempuan akan mengeluarkan hormon relaksin yang berfungsi untuk membuat
ligamen di panggul wanita lebih longgar sehingga menunjang proses persalinan.
Karena kekuatan panggul penting dalam menopang beban tubuh saat berjalan,
perempuan hamil menjelang persalinan mungkin akan merasakan nyeri di daerah
panggul terkait regangan ligamen ini.
Selain faktor normal di atas, nyeri selangkangan juga
bisa disebabkan oleh faktor infeksi atau peradangan sendi panggul.
Bila nyeri semakin bertambah coba konsultasikan diri anda
ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan
anda, mungkin akan dilakukan fisioterapi atau pemberian obat anti nyeri
bila sangat nyeri. Semoga artikel ini dapat membantu. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment