Stress dapat melanda siapa saja. Temasuk janin yang masih
berada didalam kandungan. Dan kenapa itu bisa terjadi, yuk mari kita bahas
selengkapnya pada uraian berikut ini. Melahirkan secara normal dan keadaan ibu dan bayi
sehat-sehat adalah impian semua pasangan di dunia ini. Karena itu diperlukan
kehati-hatian untuk setiap kehamilan. Jangan malas membaca artikel-artikel yang
berkaitan dengan penjelasan-penjelasan kehamilan seperti artikel di blog ini http://ibuhamil777.blogspot.com. Meski kebanyakan janin berkembang tanpa
masalah, beberapa di antaranya mengalami stres sebelum dilahirkan. Situasi yang
mengganggu asupan darah dan oksigen bisa terjadi selama kehamilan dan
kelahiran. Gejala tertentu, seperti penurunan gerakan janin, bisa
mengindikasikan janin stres. Beri tahu dokter bila Anda cemas tentang kesehatan
dan perkembangan janin, ya Bunda.
Stres janin merupakan istilah yang digunakan untuk
mengindikasikan janin berada di kondisi yang kurang baik. Pendarahan vagina
sering kali jadi tanda yang mengindikasikan adanya masalah. Beri tahukan dokter
bila Anda mengalami pendarahan apapun. Gejala masalah potensial lainnya adalah
penurunan gerakan janin. Anda juga bisa mengalami nyeri perut dan nyeri
punggung.
Penyebab Janin Stress
Masalah pada janin bisa terjadi karena berbagai sebab,
termasuk insiden, penyakit, dan masalah plasenta. Posisi yang abnormal seperti
sungsang bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti pada janin kembar dua
atau tiga. Tali pusar yang pendek atau cedera pada perut bisa meningkatkan
risiko abrupsi plasenta, kondisi yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim
sebelum kelahiran bayi. Faktor lain yang memicu janin stres selama hamil dan
persalinan di antaranya usia ibu, penggunaan obat, diabetes, dan banyaknya
jumlah kelahiran sebelumnya.
Cara Mendeteksi Janin Stress
Perubahan pada tingkat aktivitas janin bisa jadi tanda
janin stres. Ketika janin tumbuh di dalam rahim, Anda mengetahui kapan ia
bergerak aktif. Fokus pada gerakannya
untuk membantu Anda mengetahui perubahan kecil yang terjadi. Anda bisa
menghitung gerakan janin. Lakukan ini dengan memilih waktu yang sama setiap
hari di mana janin biasanya aktif. Duduklah dengan tenang atau berbaring miring
ketika fokus pada gerakan janin. Tulis tiap gerakan yang dilakukan janin,
beserta waktunya. Hentikan ketika Anda mencapai 10 gerakan. Mulai lakukan ini
setiap hari ketika kehamilan 7 bulan. Gunakan cara ini untuk mengetahui gerakan
janin ketika ia tumbuh di rahim Anda. Segera beri tahu dokter bila janin tidak
bergerak 10 kali dalam 2 jam atau bila Anda merasakan perubahan signifikan pada
gerakannya.
Tes Medis untuk mengetahui Janin Stress
Bergantung kondisi Anda, dokter bisa melakukan berbagai
tes, seperti USG dan amniocentesis, untuk menentukan kesehatan janin. Tes
non-stres seringkali membantu mengetahui stres pada janin. Tes ini dilakukan
dengan mengukur kontraksi rahim, gerakan, dan detak jantung janin.
Hubungan
stress Ibu ke Janin
Menjalani kehamilan bukan tugas mudah. Pastinya Anda
merasa cemas tentang banyak hal. Apakah makanan yang Anda konsumsi cukup sehat?
Apakah aman bila Anda berolahraga? Bagaimana nanti membagi waktu untuk mengurus
bayi setelah ia lahir?
Beberapa stres selama kehamilan normal, seperti di tahap
kehidupan lainnya. Tapi bila stres menjadi konstan, efeknya pada Anda dan janin
bisa berlangsung lama. Ketika Anda stres, tubuh mengirim kortisol dan hormon
stres lainnya. Ini hormon yang sama yang keluar ketika Anda berada dalam
bahaya. Hormon ini menyiapkan Anda untuk melarikan diri dengan mengirim bahan
bakar ke otot dan membuat jantung berdetak lebih cepat.
Bila Anda bisa mengatasi stres, respon stres Anda akan
berkurang dan kondisi janin bisa kembali seimbang. Tapi stres yang konstan bisa
mengubah sistem manajemen tubuh menyebabkan reaksi berlebihan dan memicu respon
peradangan.
Peradangan pada gilirannya terkait dengan kesehatan
kehamilan yang buruk dan masalah perkembangan pada janin. Ada beberapa data
menunjukkan stres tingkat tinggi pada wanita hamil dan kemampuan buruk untuk
mengatasi stres bisa terkait dengan berat lahir rendah dan kelahiran lebih
dini.
Tanda Janin Mengalami stres
Kehamilan menjadi hal paling mengagumkan yang bisa
terjadi. Kehamilan biasanya terjadi tanpa terlalu banyak komplikasi. Ibu hamil
bisa mengatasi efek samping selama hamil, dan menghitung hari untuk bertemu
buah hati.
Calon ibu merasa bahagia dan mengikuti semua tahap
kehamilan, membaca artikel dan informasi tentang pertumbuhan janin, juga tetap
berusaha di kondisi sehat dan positif agar janin bisa tumbuh di lingkungan
terbaik di rahim hingga hari melahirkan tiba.
Tapi kadang hal tak terduga terjadi, seperti janin stres
di dalam rahim. Janin bisa stres ketika berada di rahim dan meski terdengar
aneh, ada cara untuk mengetahui janin setres. Selain melalui pemeriksaan medis,
Anda juga bisa merasakan hal yang tidak normal pada janin, bisa berupa rasa sakit,
sensasi aneh, atau kadang pemeriksaan saat USG membuat dokter melakukan
penanganan.
Berikut ini beberapa tanda janin stres yang perlu Anda
tahu:
1. Gerakan janin berkurang
Penurunan pada
gerakan janin (terutama bila sebelumnya janin aktif menendang) perlu
diwaspadai. Ketika janin tumbuh di rahim, Anda perlu tahu kapan janin bergerak
aktif serta kapan janin beristirahat. Perubahan apapun meski kecil, perlu
dicatat.
Menghitung
gerakan janin jadi cara terbaik untuk memastikan kondisinya. Sekali dalam
sehari, ketika bayi aktif, Anda perlu berbaring miring dan menghitung berapa
banyak gerakan janin selama 10 menit. Anda juga perlu hitung berapa lama tiap
gerakan. Bila janin tidak bergerak 10 kali dalam 2 jam atau terjadi perubahan
signifikan pada gerakan janin, waktunya untuk menghubungi dokter. Perubahan
apapun bisa mengindikasikan janin stres, terutama bila disertai kondisi lain,
dokter perlu terus mengawasi Anda dan janin.
2. Muncul rasa sakit
Nyeri perut dan
punggung jadi kondisi yang perlu diwaspadai, terlebih ini bisa menandakan janin
stres. Janin bisa mengalami kekurangan oksigen, merasa tidak nyaman, dan
menekan organ vital ibu yang bisa berbahaya.
Jenis kesakitan
apapun perlu diperiksa oleh dokter yang akan mengambil langkah penanganan. Rasa
sakit yang dialami ibu bisa mengindikasikan janin stres dan membutuhkan
perhatian medis. Kondisi ini dapat menyebabkan persalinan prematur dan dokter
perlu dilibatkan agar bisa membantu janin bertahan selama mungkin, atau janin
harus segera dilahirkan. Kram perut dan nyeri punggung kadang disertai
pendarahan. Semua ini perlu segera dilaporkan ke dokter.
3. Detak jantung janin menurun
Penurunan pada
detak jantung janin bisa menandakan janin stres. Dokter akan mulai memonitor
detak jantung janin untuk memastikan kembali ke tingkat yang normal. Dokter
juga akan memonitor detak jantung Anda untuk memastikan Anda kuat dan sehat
untuk menjalani persalinan dan kelahiran.
Detak jantung
janin diukur menggunakan Doppler, normalnya antara 120 sampai 160 setiap menit.
Jumlah lebih tinggi atau lebih rendah bisa menimbulkan kecemasan dan akan jadi
pertimbangan ketika dokter memutuskan cara paling baik dan paling aman untuk
melahirkan bayi. Dokter akan memberi saran paling aman untuk melahirkan bayi,
dan di kebanyakan kasus disarankan kelahiran melalui bedah sesar.
4. Kram
Kram baik
disertai atau tanpa pendarahan perlu diwaspadai. Meski beberapa kram normal
terjadi selama hamil ketika janin tumbuh dan rahim membesar, kram tetap tidak
aman bila terjadi intens. Kram juga perlu diwaspadai bila Anda juga mengalami
nyeri punggung. Dokter perlu memastikan hal ini. Bila Anda merasa cemas, karena
kram tidak normal terjadi di kehamilan, Anda perlu menghubungi dokter dan
menjalani pemeriksaan.
Dokter akan
memeriksa Anda, mengajukan pertanyaan, dan janin akan dimonitor untuk
memastikan semua berjalan seperti yang seharusnya. Kram terjadi bisa karena
sejumlah sebab, seperti kondisi abnormal janin di rahim, infeksi, atau masalah
lain yang sebelumnya tidak terdeteksi. Ini sebabnya sangat penting
memperhatikan kesehatan diri dan janin.
5. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah
tinggi pada ibu kadang sangat berbahaya bagi janin bila tidak terdeteksi. Bila
dokter mengetahui hal ini sejak awal kehamilan, ibu bisa dimonitor untuk
memastikan tidak terjadi preeklampsia atau diabetes gestasional.
Kadang wanita
bisa mengalami tekanan darah normal sebelum hamil tapi kemudian mengalami
tekanan darah tinggi. Ini disebut preeklampsia, dan bisa menyebabkan janin
kekurangan oksigen sebelum lahir karena masalah plasenta. Ada juga kasus
masalah plasenta menyebabkan tekanan darah tinggi pada ibu dan akhirnya
menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah yang akan menyebabkan penurunan
aliran darah ke janin.
Kondisi ini
juga mempengaruhi plasenta yang membawa nutrisi ke janin. Semua ini
mempengaruhi oksigen yang janin terima dan bila ada penurunan oksigen ke janin
ini jelas menyebabkan janin stres serta masalah lainnya. Dokter akan berusaha
mengontrol tekanan darah ibu untuk mengatasinya.
6. Janin berada di posisi abnormal
Kadang posisi
janin di dalam rahim bisa menimbulkan masalah. Posisi janin bisa terlihat saat
USG. Janin bisa sungsang atau di posisi aneh yang mengganggu aliran darah. Ini
terjadi bila kepala atau bahu janin menumpang di tulang pubik ibu. Bila Anda
merasakan perubahan pada aktivitas atau gerakan janin, Anda akan diingatkan
untuk tidur miring ke kiri di trimester kedua dan ketiga. Cara ini membantu
aliran darah pada ibu dan janin. Berbaring telentang bisa menekan pembuluh
besar yang membawa darah kembali ke jantung.
Jangan pernah
ragu menghubungi dokter bila Anda mengalami perubahan pada pola gerakan janin.
Dokter akan menggunakan monitor janin untuk mengukur detak jantungnya. Anda
juga bisa diberikan oksigen dan cairan tambahan untuk membantu meningkatkan
sirkulasi dan aliran darah ke janin yang bisa menstabilkan detak jantung. Saat
USG, dokter bisa mengetahui risiko apa saja yang mungkin terjadi.
7. Penambahan berat badan yang berlebihan
Penambahan
maupun penurunan berat badan, keduanya mengindikasikan masalah dan tes
kehamilan perlu dilakukan. Penambahan berat 20 sampai 40 pound dianggap normal
selama kehamilan. Lebih atau kurang dari ini bisa menandakan masalah, dan
semakin cepat dokter tahu, semakin cepat tes bisa dilakukan. Penambahan berat
berlebihan bisa mengindikasikan bayi sangat besar yang berarti muncul
komplikasi kehamilan bagi calon ibu. Dengan komplikasi saat persalinan, bayi
bisa mengalami masalah kesehatan fisik dan intelektual untuk jangka panjang.
Semakin cepat
dokter tahu kesehatan janin, semakin cepat ia bisa membuat keputusan untuk
keamanan dan kondisi ibu dan bayi. Kemungkinan ibu harus melahirkan melalui
bedah sesar. Ini berarti kelahiran
dipercepat karena bayi yang besar
mengalami kondisi yang disebut macrosomia.
8. Ibu mengalami tekanan oleh janin
Kadang bila ibu
di posisi berbaring atau duduk terlalu lama sehingga memberi tekanan pada janin
di dalam rahim, janin bisa mengalami stres. Bila Anda mengalami bercak atau
pendarahan, pusing, atau perubahan gerakan janin, penting untuk menghubungi
dokter. Anda bisa berbaring miring untuk mengirim lebih banyak darah dan
oksigen ke janin. Ini bisa mempengaruhi tingkat aktivitas janin, misalnya, bila
janin melambat atau berhenti menendang, terutama di kehamilan pertama. Tapi
saat pemeriksaan teratur dokter bisa mendeteksi masalah yang terjadi.
9. Cairan ketuban merembes
Cairan ketuban
yang merembes sebelum kontraksi dimulai terkadang jadi kondisi yang serius. Ini
bisa berarti janin stres dan terjadi karena adanya masalah. Anda perlu pergi ke
rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan tes. Meski kadang cairan ketuban
merembes sebelum kontraksi itu adalah hal yang normal, Anda tetap perlu ke
rumah sakit.
Bila cairan
ketuban berwarna jernih, kemungkinan semua baik-baik saja. Tapi bila Anda
mengeluarkan cairan ketuban berwarna hijau atau coklat, ini mungkin mekonium
atau feses janin yang masuk ke cairan ketuban. Mekonium bisa muncul ketika
janin stres dan ini berarti staf medis perlu memastikan janin segera lahir
dengan aman. Sering kali, ini berarti persalinan melalui bedah sesar darurat
untuk memastikan janin keluar dari rahim sesegera mungkin dan perawatan
dilakukan setelah lahir agar bayi bisa bertahan hidup.
10. Plasenta terlepas
Kondisi ini
terjadi ketika plasenta sebagian atau sepenuhnya terpisah dari rahim ketika
janin masih berada di dalam. Ini sangat berbahaya karena menurunkan oksigen dan
nutrisi ke janin serta bisa menyebabkan pendarahan berat pada ibu. Ketika
terjadi abrupsi plasenta, ada juga risiko bayi akan mengalami masalah
pertumbuhan, lahir prematur, atau menyebabkan lahir mati. Kondisi ini terjadi
pada 1 dari tiap 150 kehamilan dan bisa terjadi kapan saja setelah kehamilan 20
minggu.
Wanita yang
sangat berisiko adalah mereka yang mengalami pereeklampsia, tekanan darah
tinggi, diabetes gestasional, hipertensi atau masalah kesehatan lainnya, wanita
yang berusia lebih tua, atau telah melahirkan banyak anak. Ada beberapa pilihan
penanganan, bergantung gejala dan seberapa dekat tanggal perkiraan melahirkan.
Biasanya ibu diminta tetap berada di
rumah sakit di bawah pengawasan dokter, dilakukan operasi sesar terjadwal, tapi
ada kemungkinan persalinan alami.
11. Pendarahan
Pendarahan
vagina jadi efek samping menakutkan yang dikhawatirkan wanita hamil. Sangat
wajar bila ibu hamil mengalami pendarahan di awal kehamilan dan kadang bahkan
di tengah atau akhir kehamilan. Pendarahan tidak selalu berarti ada masalah.
Sering kali bayi dan ibu baik-baik saja. Tapi ada waktu di mana pendarahan
mengindikasikan janin stres di dalam rahim. Pendarahan vagina bisa berarti
plasenta previa dan vasa previa.
Bila ibu hamil
mengalami plasenta previa di awal kehamilan, ini tidak akan mempengaruhi ibu
dan janin. Tapi bila terjadi di akhir kehamilan, ini bisa menyebabkan
pendarahan dan berarti ibu harus melahirkan lebih awal. Bila plasenta previa
terjadi saat kelahiran, ibu perlu melahirkan melalui operasi sesar.
12. Posisi sungsang
Ketika posisi
janin sungsang, ini bisa mengindikasikan masalah seperti janin stres. Posisi
sungsang membuat bayi lahir dengan kaki lebih dulu. Tidak diketahui kenapa
posisi bayi bisa sungsang. Ada spekulasi yang menyebut ini terjadi karena kondisi
rahim yang abnormal. Bila rahim tidak berbentuk seperti buah pir terbalik, bisa
menyebabkan bayi sungsang. Bentuk rahim bisa terdeteksi selama pemeriksaan oleh
dokter.
Bunda, stres kronis juga bisa menyebabkan perubahan pada
perkembangan otak yang bisa memicu masalah perilaku ketika bayi tumbuh.
Penelitian tentang hal ini masih terbatas, dan dokter masih perlu mencari tahu
hubungan pasti antara stres dan hasil kehamilan. Anda tak perlu merasa bersalah
karena mengalami stres, tapi Anda perlu berusaha mengontrolnya sebisa mungkin.
Demikianlah tanda Janin stress di dalam kandungan. Karena
itu sebaiknya bunda berhati-hati dalam menyikapi setiap keadaan. Sabar saja
apapun hal yang kurang mengenakkan tejadi di sekitar kita. Tetap percaya kepada
Tuhan bahwa Tuhan tidak akan member ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Dan yang
kedua, ingat kesehatan bayi kita dalam kandungan, kasihan bayi kita yang harus
terkena imbas karena kurangnya kesabaran kita dan karena ulah orang lain. Semiga
artikel ini bermanfaat ya ibu. Terima kasih. Jangan lupa baca artikel-artikel
lain di blog ini. Karena semua diambil dari sumber yang terpercaya.
No comments:
Post a Comment